1.1
Latar Belekang
Indonesia merupakan negara dengan tingkat aktivitas gempa
bumi yang tinggi, sebagai akibat pertemuan tiga lempeng tektonik,
yakni Lempeng Hindia (Samudera India – Australia di sebelah selatan), Lempeng
Pasifik di sebelah Timur dan Lempeng Eurasia di Utara. Sejak tahun 1991 hingga
2008, tercatat 25 kali gempa dan 9 kali tsunamimerusak. Pada 12 Desember 1991, terjadi tsunami di Flores,
diikuti tsunami Jawa Timur 1994, tsunami Biak 1996, tsunami Sulawesi tahun
1998, tsunami Maluku Utara 2000, dan tsunami Aceh Desember 2004, Nias 2005,
Jawa Barat 2006 serta Bengkulu 2007. Melihat data tersebut dapat disimpulkan
rata-rata hampir 2 tahun sekali tsunami menghantam pantai kepulauan Indonesia.
Puncak tsunami di Indonesia terjadi di Aceh pada akhir tahun 2004 yang menelan
banyak korban lebih dari 160.000 korban jiwa dan korban harta benda lainnya
dengan dampak sosial yang besar. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ina-TEWS)
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin
saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam (http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami)
Pengembangan
system peringatan dini tsunami adalah sebuah sistem yang dirancang
untuk mendeteksi tsunami kemudian memberikan peringatan untuk mencegah
terjadinya jatuh korban. Sistem ini tediri dari dua bagian, yaitu jaringan
sensor untuk mendeteksi tsunami dan infrastuktur jaringan komunikasi untuk
memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami kepada wilayah yang diancam
bahaya agar proses evakuasi dapat dilakukan dengan secepat mungkin. Sistem ini
digunakan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) untuk
memberikan peringatan kepada masyarakat Indonesia jika terjadi gempa maupun
tsunami. Sistem ini digunakan jika terjadi gempa yang mempunyai potensi untuk
terjadinya tsunami. Sebelumnya sistem ini telah dibuat, tetapi system yang
sebelumnya masih mempunyai kekurangan, tujuan perkembangan sistem ini adalah
membenarkan kekurangan yang telah ada. Disini ada cara kerja systemnya, cara
kerjanya seperti.. .
1. sensor di dasar laut mengukur tekanan air
2. pengukuran dikirim oleh sinyal akustik untuk
pelampung di permukaan
3. pelampung mengirimkan sinyal lebih lanjut untuk
satelit
4. sinyal ini kemudian dikirim ke stasiun peringatan
dini diatas tanah
The Wave Watchdog (Pengawas Gelombang)
“ketika gempa bumi terjadi di tempat tidur, jika
laut, jutaan ton air tiba-tiba didorong ke atas - atau tenggelam secara
dramatis ke bawah - sehingga menghasilkan gelombang yang kuat. di perairan
dalam, gelombang itu bergerak pada tingkat kecepatan yang sangat tinggi.
gelombang dapat diidentifikasi oleh detektor tsunami, yang kemudian mengirimkan
peringatan melalui satelit.
dengan bantuan data yang diterima dari pemancar
pelampung dan model prediksi, itu mungkin, bahkan hanya 15 menit setelah gempa
bumi terjadi, untuk menentukan jalur dan kekuatan tsunami. peringatan dapat
dikirim ke daerah yang terancam punah segera.”
Ada beberapa zona yang beresiko tinggi tsunami,
diantaranya adalah
Sistem peringatan ini akan ditempatkan disalah satu
zona yang benar – benar memiliki zona yang sangat berbahaya, khususnya zona
yang berpotensi tsunami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar