Powered By Blogger

Laman

Minggu, 18 November 2012

Organisasi Olahraga

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia mempunyai organisasi. Organisasi merupakan sub dari suatu lembaga. Organisasi itu sendiri adalah kelompok orang yang secara bersama – sama ingin mencapai tujuan yang sama, pada hakikatnya organisasi adalah adanya orang – orang yang usahanya harus dikoordinasikan tersusun dari sejumlah sub system yang saling berhubungan dan saling berkerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan serta mempunyai tujuan tertentu. 

Ada pun cirri – cirri organisasi
1.      Organisasi adalah lembaga social yg terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan
2.      Organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan tertentu, oleh karena itu organisai adlah kreasi social yag memerlukan aturan dan koopreasi
3.      Organisasi secara sadar di koordinaasikan dan dengan sengaja disusun kegiatan yang dibedakan menurut berbaga pola yang logis, koordinasi, pembagian tugas yang saling tergantung ni memerlukan penegasan wewang dan komunikasi
4.      Organisasi adalah instrument social yang mempunyai batasan – batasan yang secara relative dapat di indetifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis yang relative permanen.   
  
     Di Indonesia mempunyai organisasi yang cukup banyak, tetapi saya mengambil organisasi olahraga. Organisasi olahraga atau yang sering disebut KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)  mempunya sub yang sangat banyak, diantaranya adalah FASI, IKASI, PASI, PERBASI, PORDASI, PORLASI, POSI, PABBSI, PERBASI, PBVSI dll. Sebenarnya ada 50 sub organisasi dari olahraga. KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) merupakan Organisasi Olahraga yang ada di Indonesia, KONI dibentuk dari tahun 1966. Awalnya organisasi olahraga ini bukan bernama KONI. KONI berganti nama setiap perubahan ketua atau orang yang mengatur organisasi ini. Sampai akhirnya nama KONI menjadi nama organisasi olahraga yang ada di Indonesia  hingga sekarang.

      B . MASALAH
  
     Permasalahan yang terlihat disini adalah, Mengapa KONI selalu menganti nama, mengapa KONI tidak bisa mempertahankan nama yang sudah ada dan bagaimana kronologinya dalam penggantian nama hingga menjadi nama KONI. Itu semua akan dibahas di BAB PEMBAHASAN.


BAB II
PEMBAHASAN

     Polemik mengenai penamaan KONI/KON muncul karena terbitnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan yang tidak menyebutkan nama KONI, melainkan KON dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Dalam Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa pada 30 Juli, disepakati bahwa nama KONI dipertahankan dan dibentuk KOI yang akan menjalankan fungsi sebagai komite olimpiade nasional (national olympic commitee/NOC) Indonesia. Walaupun begitu, polemik masih muncul terutama dari kalangan Pemerintah dan DPR yang mengganggap masih ada hal-hal yang bertentangan dengan UU dan PP tersebut, terutama mengenai penamaan dan keanggotaan KONI.

     Masa pendudukan Belanda 

      Pada tahun 1938 lahirlah Ikatan Sport Indonesia dengan singkatan ISI yang berkedudukan di Jakarta (waktu itu bernama Batavia). Pada saat itu ISI adalah satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi. Maksud dan tujuan didirikan organisasi ini adalah untuk membimbing, menghimpun dan mengkoordinir semua organisasi cabang olahraga yang telah berdiri pada saat itu antara lain PSSI (berdiri pada tahun 1930 di Yogyakarta), Persatuan Lawn Tenis Indonesia atau PELTI (berdiri pada tahun 1935 di Semarang) dan Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia atau sekarang lebih dikenal dengan nama Perbasi (berdiri pada tahun 1940 di Jakarta). Pada saat itu ISI sebagai koordinator cabang-cabang olahraga juga pernah mengadakan Pekan Olahraga Indonesia pada tahun 1938 yang dikenal dengan nama ISI – Sportweek atau Pekan Olahraga ISI.

     Masa pendudukan Jepang

     Dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada bulan Maret 1942, ISI mengalami kesulitan dan rintangan dalam menjalankan fungsinya sehingga tidak bisa beraktifitas sebagaimana semestinya. Pada zaman pendudukan Jepang, gerakan keolahragaan di Indonesia ditangani oleh suatu badan yang bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga). Tidak banyak peristiwa olahraga penting yang tercatat pada zaman pendudukan Jepang selama tahun 1942-1945, karena peperangan terus berlangsung dan kedudukan Tentara Jepang di Asia juga semakin terdesak.

     Masa kemerdekaan

    Dengan runtuhnya kekuasaan Jepang pada bulan Agustus 1945, maka diadakanlah kongres olahraga yang pertama pada masa kemerdekaan di bulan Januari 1946 yang bertempat di Habiprojo, Solo. Berhubung dengan suasana darurat pada masa itu, kongres ini hanya dapat dihadiri oleh tokoh-tokoh olahraga dari pulau Jawa. Kongres tersebut akhirnya berhasil membentuk suatu badan olahraga yang bernama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dengan  ketua umum adalah  Mr. Widodo Sastrodiningrat dan wakilnya Dr. Marto Husodo Sumali Prawirosoedirdjo.

  
     Ada pun kronologi perubahan nama dari awal sampai akhirnya nama induk olahraga adalah KONI. Ini adalah kronologinya :
    
    1946. Top organisasi olahraga membentuk Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) di Solo dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat.
    1947.  Organisasi olahraga membentuk Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) dengan Ketua Sri Sultan Hamengkubuwono IX. KORI    berubah menjadi Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
   1951.   PORI melebur ke dalam KOI.
   1952KOI diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada  tanggal 11 Maret.
   1959Pemerintah membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games IV 1962, KOI sebagai badan pembantu DAGI dalam hubungan internasional.
   1961. Pemerintah membentuk Komite Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia, top organisasi olahraga sebagai pelaksana teknis cabang olahraga yang bersangkutan.
   1962.  Pemerintah membentu Departemen Olahraga (Depora) dengan menteri Maladi.
   1964Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), Semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI. 
   1965. Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga dibentuk pada tanggal  25 Desember, mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik.
    1966.  Presiden Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 143 A dan 156 Tahun 1966 tentang pembentukan KONI sebagai ganti    DORI, tetapi tidak dapat berfungsi karena tidak didukung oleh induk organisasi olahraga berkenaan situasi politik saat itu. Presiden Soeharto membubarkan Depora dan membentuk Direktorat Jendral Olahraga dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Induk organisasi olahraga membentuk KONI pada 31 Desember dengan Ketua Umum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. KOI diketuai oleh Sri Paku Alam VIII.
    1967.  Presiden Soeharto mengukuhkan KONI dengan Keputusan Presiden  Nomor 57 Tahun 1967. Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri sebagai Ketua KOI. Jabatan Ketua KOI kemudian dirangkap oleh Ketua Umum KONI Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI M.F. Siregar dan Sekretaris KOI Soeworo. Soeworo meninggal, jabatan Sekretaris KOI dirangkap oleh Sekjen KONI M.F. Siregar. Sejak itu dalam AD/ART KONI yang disepakati dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas), KONI ibarat sekeping mata uang dua sisi yang ke dalam menjalankan tugasnya sebagai KONI dan ke luar berstatus sebagai KOI. IOC kemudian mengakui KONI sebagai NOC Indonesia.
   2005.  Pemerintah dan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan memecah KONI menjadi KON dan KOI.
   2007.  Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007 sebagai peraturan pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005. KONI menyelenggarakan Musornas Luar Biasa (Musornaslub) pada 30 Juli yang membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan menyerahkan fungsi sebagai NOC Indonesia dari KONI kepada KOI kembali. Nama KONI tetap dipertahankan dan tidak diubah menjadi KON.

     Masa Jabatan Ketua Umum KONI adalah 4 tahun dan dapat dipilih satu kali saja.
     Berikut adalah daftar Ketua Umum KONI.

BAB III
PENUTUP

            A. KESIMPULAN
      
           Awal mula dibentuknya KONI pertama kali sangat banyak perubahan nama dan ketua, banyak kendala yang terjadi makanya namanya berubah terus. KONI sudah ada pada saat penjajahan Belanda, tetapi nama organisasi olahraga ini bukan KONI, melainkan ISI ( Ikatan Sport Indonesia) karna mengalami kesulitan ISI berganti nama menjadi GELORA (Gerakan  Olahraga) organisasi ini ada pada saat penjajahan Jepang, karena tidak bisa menjalankan tugasnya, lagi lagi GELORA berganti nama menjadi PORI (PERSATUAN OLAHRAGA INDONESIA) PORI, merupakan organisasi pada masa kemerdekaan, sama dengan masalah yang diatas PORI berganti nama lagi, mulai dari tahun 1946, 1947, 1951, 1952, 1959, 1961, 1962, 1964, 1965, 1966, 1967, 2005 dan 2007. Intinya organisasi ini menganti nama, karena masalah kepengurusan organisasi dan cara kerja untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

 B. SARAN

   Tingkatkan kualitas kerja KONI , pertahankan cara kerja yang sudah ada dan perbaiki kesalahan yang terjadi, jangan sampai Negara Indonesia tertinggal oleh Negara lain, khususnya dalam Organisasi Olahraga ini, karena Olahraga ada asset yang paling berharga di Dunia. Dan jangan sampai mengganti nama lagi, jika menganti nama terus menerus , itu sama aja tidak mempunyai pendirian. Artinya mereka tidak bisa mempertahankan nama yang sudah ada.


Selasa, 09 Oktober 2012

is funny !!

this is video really funny !! this is " G-Dragon "That Assistant" , Parody of "That XX" for Jung Hyun Don .. (: , cukha yoo watching video !! (:

love it !!

this is replica bracelet from GD (Leader BIG BANG) , i like it!! really nice (:

I think same !!

i think same, what you think about photo in up? (:

Senin, 01 Oktober 2012

Organisasi secara umum dan Organisasi dalam bidang Olahraga

Organisasi secara umum adalah kelompok orang yang secara bersama ingin mencapai tujuan yang sama, dan mengkoordinasikan usahanya dan disusun dari sejumlah sub system yang saling berhubungan satu sama lain dan saling menguntugkan. Ada beberapa orang yang menjelaskan arti organisasi antara lain ada Stoner, James D. Mooney, Chester I. Bernard dan Stephen P. Robbins. Menurut Stoner, orgaisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. Sedangkan menurut James, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Chester, organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dan menurut Stephen, organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Dari situlah kita bisa menyimpulkan bahwa organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Banyak berbagai macam organisasi, diantaranya organisasi sekolah, militer, olahraga dan masih banyak lagi. Saya akan menjelaskan tentang organisasi olahraga.Organisasi olahraga merupak organisasi yang mengatur atau mengurus semua hal yang berhubungan dengan olahraga. Induk olahraga yang ada di Indonesia adalah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Koni merupakan induknya olahraga. Di Indonesia tercatat kurang lebih 50 organisasi olahraga diantaranya ada FASI , IKASI , PASI , PERBASASI , PORDASI , PORLASI , POBSI , PABBSI , PERBASI , PBVSI , PBI , PBSI , PERCASI , PODSI , PDBI , PGI , PGSI , PJSI , FORKI , GABSI , PERKEMI , KORI, PLBSI, PERBAKIN , IMI , PRSI , BPOC , BAPOR KORPRI , BAPOMI , BAPOPSI , ISSI , PERWOSI , PERPANI ,  FPTI , IPSI , POSSI , PERSANI ,  PSTI , PSSI , PERSEROSI , PSASI , IODI , PSI , TI , KODRAT , PELTI , PTMSI , PERTINA , SIWO PWI , WI. 

 Disini saya akan menjelaskan 1 atau 2 organisasi yang ada di Indonesia, saya akan menjelaskan tentang PERBASI dan PSSI. PERBASI adalah Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia. PERBASI dibentuk pada 23 Oktober 1952. di mana Tony Wen dan Wim Latumeten diminta oleh Maladi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menyusun organisasi olahraga bola basket Indonesia. Atas prakarsa kedua tokoh ini, pada tanggal 23 Oktober 1952 dibentuklah organisasi bola basket Indonesia dengan nama Persatuan Basketball Seluruh Indonesia disingkat Perbasi. Tony Wen menduduki jabatan ketua serta Wim Latumeten sebagai sekretaris. Tahun 1955 namanya diubah dan disesuaikan dengan perbendaharaan bahasa Indonesia, menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan tetap disingkat Perbasi. Pada tahun 1952 - 1956 diketuai oleh Tony Wen, kemudian pada tahun 1956 – 2002 ketuanya tidak diketahui, lalu ketika tahun 2002 - 2006 diketuai oleh Sutiyoso, kemudian pada tahun 2006 – 2010 diketuai oleh Noviantika Nasution. Dan dari tahun 2010 – 2014 diketuai oleh Anggito Abimanyu. Ini semua adalah nama ketua umum yang menangani organisasi bola basket yang ada di Indonesia
  

               Sekarang saya akan menjelaskan organisasi tentang PSSI. PSSI adalah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. PSSI didirikan pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, kemudian dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala Indonesia. Ketua Umum PSSI sejak 9 Juli 2011 adalah Djohar Arifin Husin. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung. PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, beliau melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepak bola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.
  

Ini adalah nama – nama ketua organisasi sepak bola diantaranya pada tahun 1930 – 1940 diketuai oleh Soeratin Sosrosoegondo , kemudian pada tahun 1941 – 1949 diketuai oleh Artono Martosoewignyo, kemudian pada tahun 1950 – 1959 diketuai oleh Maladi, kemudian pada tahun 1960 – 1964 diketuai oleh Abdul Wahab Djojohadikoesoemo, kemudia pada tahun 1964 – 1967 diketuai oleh Maulwi Saelan, kemudian pada tahun 1967 – 1970 diketuai oleh Kosasih Poerwanegara, kemudian pada tahun 1970 – 1973 diketuai oleh Bardosono, kemudian pada tahun 1973 – 1977 diketuai oleh Moehono, kemudian pada tahun 1977 – 1980 diketuai oleh Ali Sadikin, kemudian pada tahun 1980 – 1983 diketuai oleh Sjarnoebi Said, kemudian pada tahun 1983 – 1991 diketuai oleh Kardono, kemudian pada tahun 1991 – 1999 diketuai oleh Azwar Anas, kemudian pada tahun 1999 – 2003 diketuai oleh Agum Gumelar,  kemudia pada tahun 2003 – 2011 diketuai oleh Nurdin Halid Dan yang sekarang menjadi ketua adalah Djohar Arifin Husin (2011 – 2015). Ini adalah sepenggal cerita tentang organisasi olahraga khsusnya sepak bola.

Kali I ini saya akan menjelaskan tentang induk olahraga, yaitu KONI / KOI. KONI adalah lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia. Polemik mengenai penamaan KONI/KON muncul karena terbitnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan yang tidak menyebutkan nama KONI, melainkan KON dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Dalam Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa pada 30 Juli, disepakati bahwa nama KONI dipertahankan dan dibentuk KOI yang akan menjalankan fungsi sebagai komite olimpiade nasional (national olympic commitee/NOC) Indonesia.

Dalam masa Belanda KONI dulu bernama ISI (Ikatan Sport Indonesia) ISI adalah satu-satunya badan olahraga yang bersifat nasional dan berbentuk federasi. Maksud dan tujuan didirikan organisasi ini adalah untuk membimbing, menghimpun dan mengkoordinir semua organisasi cabang olahraga yang telah berdiri pada saat itu antara lain PSSI, PELTI, dan Perbasi.
 
Dalam masa Jepang ISI mengalami kesulitan dan rintangan dalam menjalankan fungsinya sehingga tidak bisa beraktifitas sebagaimana semestinya, makaberubah nama menjadi  GELORA (Gerakan Latihan Olahraga).

Dalam masa Kemerdekaan ISI dan GELORA tidak berjalan lancar, banyak menenukan kendala, maka dari itu namanya berubah lagi menjadi Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) dengan susunan pengurus sebagai berikut:
 
1.                   Ketua Umum: Mr. Widodo Sastrodiningrat
2.                   Wakil Ketua Umum: Dr. Marto Husodo Sumali Prawirosoedirdjo

PORI sekarang dikenal dengan nama KONI. Dari tahun 1946, 1947, 1951, 1952, 1959, 1961, 1966, 1967, 2005, 2007 ini merupakan kronologi tahun untuk pergantian nama induk olahraga. Ketua olahraga pada tahun 2012 adalah Tono Suratman.  Ini adalah bahasan sedikit tentang induk olahraga (KONI).

Link referensi